"Tinta Tari #3" Sebuah Ruang Diskusi Para Seniman






"Bedayan Rikma" oleh Mila Art Dance

Tinta Tari ialah sebuah wadah berkesenian yang dibentuk oleh Mila Art Dance. Mila Art Dance merupakan sebuah komunitas tari yang terdiri dari sekumpulan seniman wanita yang terbentuk pada tahun 2012. Sedangkan arti dari Tinta Tari itu sendiri adalah sebuah konseptual yang disalurkan terhadap tubuh, melalui proses pencarian gerak atau ide yang diekspresikan menjadi sebuah tari sebagai media berkomunikasi. Tinta Tari ini sendiri sudah terselenggara selama tiga kali. Tinta Tari #1 diadakan pada tanggal 11 April 2015 silam, kemudian Tinta Tari #2 telah diadakan pada tanggal 27 September 2015, sedangkan untuk Tinta Tari #3 diadakan pada hari Jum'at tanggal 1 April 2016 bertempat di PKKH UGM. Tema untuk Tinta Tari yang ketiga ini ialah "Tubuh Tumbuh" yang berarti tubuh yang terus berkembang adalah tubuh yang terus berproses. Ketika berproses maka tubuh akan berkembang menjadi lebih baik. Tujuan dari acara ini yaitu memberikan wadah kepada seniman untuk mengeksplorasikan karya dan mengenalkannya kepada masyarakat, memberikan sarana kepada seniman-seniman tari berbakat untuk menyampaikan karyanya sebagai kontribusi keseniannya terhadap masyarakat serta memperkaya khasanah referensi seni tari kepada masyarakat sebagai penikmat tari.

Penampilan pertama dibuka oleh Mila Art Dance membawakan "Bedayan Rikma" yakni Mila Rosinta Totoatmojo sebagai koreografer.


Sinopsis dari karya tari ini dapat diuraikan sebagai berikut:

Ketika terus melangkah dalam perjalanan kehidupan
Setapak demi setapak kulalui dengan sepenuh hati
Kugelungkan rambutku sebagai tanda proses kedewasaan dan sebagai senjata dalam diri 
Maka aku siap menghadapi pintu berikutnya...

Penampil kedua ada Pandorarimaji membawakan "First Born" dengan Babam sebagai koreografer.

Purity is a bless from the creator to human being when they were born


 Selanjutnya karya tari berjudul "Nitipraja" oleh Kinanti Sekar Rahina dengan sinopsis yang lebih kurang seperti ini:

 Sudah berubah zaman ini, hilang semua tatanan, orang yang tidak tau akan jasadnya. Bagi yang tahu bagi kebajikan, jasadnya seperti intan bersinar diatas batu, karena itu latihlah sehari-hari. Jangan pernah menyerah menghadapi bahaya, kuatkanlah jiwa ragamu. (Sultan Agung, Serat Nitipraja)

(maklumi saya dan teman-teman yang bukan fotografer handal jadinya banyak foto yang kurang jelas :D)

Kemudian ada penampilan dari Bimo Wiwohatmo dengan judul tari "Sleepy". Karya tari ini menggambarkan bayangan-bayangan atau kejadian yang muncul ketika sedang tidur. (ps: saya tidak mendapatkan gambar yang jelas untuk penampilan ini, jadi saya meminjam foto dari mbah google)

(credit: @adisuryasamodra)




 Selanjutnya penampilan yang sangat menghibur oleh 3 penari yang membawakan karya tari oleh Ahmad Susantri yang berjudul "Dingin". Dibawakan dengan gaya yang kocak dan modern tanpa mengurangi nilai atau makna dari karya tari ini. Terinspirasi dari kampung halaman dan pilihan untuk kembali ke kampung halaman tersebut.

tingkah 3 penari ini membuat penonton terpingkal-pingkal

 
Penampilan selanjutnya yaitu tarian "Satu Jiwa" dari Agung Chendik. Karya tari ini terinspirasi dari kehidupan masyarakat sosial yang mengisahkan tentang karakter atau wajah manusia dalam kehidupan nyata ini, ada baik, buruk, cantik, itulah manusia. Warna-warni dunia menjadikan hidup lebih dinamis. Tetapi meskipun berbeda-beda tetap satu jiwa. Perbedaan kebudayaan di Indonesia menjadi satu kesatuan masyarakat yang utuh dan kokoh untuk mewujudkan Indonesia yang maju.

Satu Jiwa, Indonesia.

Terakhir ada penampilan favorit saya yakni karya tari yang berjudul 'Penantian Dariah "menunggu"' oleh Otniel Tasman. Sinopsis dari karya tari ini dapat diuraikan sebagai berikut:

jan pirang pirang cacahe pada ngomong katresnane pamer bagus lan rupane inyong ya blas ora nggople, ningen inyong ora nyana ana sing katon nang mata nora banda nora rupa eseme kebaking dada bebasan wakul kayu cepone wadah pengaron kapanane ketemu inyong lan rika duwaan.


 
Karya ini tentang penantian lengger lanang bernama Dariah. Diantara hal yang paling membuat kita merasa lemah adalah menunggu kehadiran seseorang yang mampu menggenapkan sebuah hal yang tadinya setengah menjadi satu. Pada akhirnya kita dituntut untuk konsisten terhadap apa yang kita tunggu. Bersabarlah. Karena sesuatu yang kita tunggu pasti akan datang walaupun sesuatu yang dijanjikan bukan sekedar iming-iming dan juga sesuatu yang dipastikan bukan sekedar mimpi. Terkadang menunggu tak selamanya membosankan. Walaupun hanya rutinitas biasa, namun memiliki cerita untuk kehidupan manusia ataupun sekedar memahami kehidupan. Sekiranya kita tahu bahwa menunggu adalah sebuah kepastian. Janganlah berhenti berharap meski rasa resah selalu ada hingga kita melewati rasa menunggu dan kita menemukan hal kepastian yang kita tunggu. Bersabarlah. 

Ketika pertunjukan selesai, saya dan teman-teman menyempatkan untuk berfoto bersama beberapa penari

Bersama salah satu penari Mila Art Dance

Bersama wanita-wanita cantik uhuy

silau cuy



Komentar

Postingan Populer